siluetmu terpendam, jauh
cahyamu masih tampak, walau redup
tersayat batin, mengingatmu
terapung tanya, tentang bisu
.
payah bibirku mengurai kata
pita suaraku pun tak mau berdansa
kutulis, tak ada diksi yang sakti
untuk ungkapkan pernyataan tegasku yang pedih
.
aku ingin semua tergelar
aku ingin semua tak lagi kelabu
aku ingin jadi biasa
aku ingin engkau biasa
.
aku tak tau
cuma otakku sajakah yang bertanya
atau otakmu juga?
.
cuma kepalaku sajakah yang gatal memikirkannya
atau kah kau jua?
.
aku sibuk berpikir
tanpa bisa bertindak
hingga akhirnya terukir
puisi jahat untukmu ini…
.
aku adalah aku
yang tak bisa beri mimpi…
.
aku ini aku…
ku tak harap kau mengerti…
.
jadi sudahlah…
cukup…
.
Yang jelas, ku hanya harap,
dirimu yang hebat
dirimu yang tangguh
akan terus seperti itu
walau jauh, walau redup…
.
inilah ucapan perpisahan… untuk siluetmu yang jauh… yang redup…
Manstap na..
Te o pe,apalagi klo yg dituju bs bc(walo ada bbrp yg baiknya ditilik lg redaksinya)
syukron kak ice… ^^
hmm,,,, wallahu’alam dia bisa baca ini apa ga kak… klo pun bisa, mudah2an setelah dia baca ga ada kemudaratan yang terjadi… amiiin.. h h…
ttg redaksi,, hehe,, na juga ngerasa keganggu ama ‘berdansa’, ‘gatal’, dan kata2 lain yang agak kurang bagus.. h h.. tapi itulah yang keluar dari broca na pas bikinnya pertama kali kak… klo diedit ga ngena rasanya.. hehe…
makasih ya kak ice… na sering lho liat blog kakak… *silent reader… hehehe…
Weiiisss…!
Subhanallah..puitis na kini maa.. ^^v
Tenang saja ukht..jangan terlalu khawatir..
Insya Allah rencana Allah lebih indah.. :]
(pandai mangecek se nyo.. Astaghfirullah >_< v )